Paradigma Penyediaan Perumahan untuk MBR: Sebuah Tinjauan Singkat

House is a Process not only a Product” — John Turner

Permukiman kumuh diartikan sebagai suatu pemukiman penduduk berpenghasilan rendah dan tidak memenuhi standar pelayanan dasar, seperti air bersih, sanitasi, listrik, dll. Ini merupakan sebuah pemahaman yang biasa digunakan oleh pemerintah dan masyarakat umum untuk mendefinisikan sebuah permukiman kumuh.

John Turner dalam bukunya ‘Housing by People’ seakan ingin mendekonstruksi pemahaman umum tersebut. Dalam bukunya disebutkan bahwa rumah bukan sekedar ‘what it is’ tapi lebih kepada ‘what it does’. Hal ini bermakna bahwa tingkat kepuasan penghuni rumah tidak bergantung pada standar-standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Dalam salah satu bab dalam buku ini menjelaskan tentang perbandingan atau pertentangan antara isu otonomi melawan isu heteronomi dalam kebijakan pembangunan perumahan. Bila dalam sistem heteronomi, pembangunan perumahan disediakan oleh sistem pemerintahan terpusat, maka sistem otonomi lebih menitikberatkan pada proses masyarakat untuk mengadakan rumahnya sendiri secara swadaya.

Diagram Perbedaan sistem penyediaan Perumahan

Keterangan Gambar: Bulatan hitam diatas menunjukkan porsi keterlibatan. Semakin  besar bulatannya, berarti semakin besar pula porsi keterlibatannya.

Dalam sistem otonomi, disebutkan bahwa kesejahteraan pribadi dan sosial masyarakat dalam sebuah permukiman itu dilihat dari apabila penghuni rumah tersebut memiliki kontrol terhadap keputusan pokok dan memiliki kebebasan untuk berperan dalam desain, konstruksi dan manajemen perumahan. Hal ini biasanya ditemukan pada rumah-rumah yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat sendiri. Sehingga apa yang biasanya dikategorikan oleh pemerintah sebagai rumah atau permukiman kumuh, belum tentu orang atau penduduk yang bertempat tinggal didalamnya juga kumuh atau tidak sejahtera, hanya karena penduduk tersebut membangun rumahnya sendiri dan tanpa mengacu pada standar-standar yang ditetapkan oleh pemerintah.